Menguak Misteri di Balik Orang yang Diduga Kebal Corona

Omicron

JAKARTA (Beritadigital) – Salah satu hal yang disebut misteri besar dari pandemi Corona dan saat ini masih diteliti oleh ilmuwan adalah tentang sebagian orang yang tidak terinfeksi Corona atau kebal Corona meskipun terpapar. Apa penyebab di baliknya?

Seperti dikutip detikINET dari CNBC, cukup banyak cerita misalnya di sebuah rumah, sebagian terkena Corona dan sebagian lagi tidak, meskipun mereka tinggal di lokasi yang sama.

Bahkan, Danny Altmann selaku profesor imunnologi di Imperial College, London, menyatakan bahwa ada indikasi kecenderungan seluruh anggota keluarga di satu rumah terinfeksi setelah salah satu terkena tidak setinggi yang diperkirakan.

Semakin banyak riset dilakukan untuk meneliti alasan mengapa sebagian orang terkesan kebal Corona, di mana mereka tidak pernah terinfeksi. Bulan silam, studi Imperial College menyebut orang dengan level T cells yang lebih tinggi, yang berasal dari flu biasa, cenderung kecil kemungkinan terkena SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 atau kebal Corona.

“Terpapar kepada SARS-CoV-2 tidak berarti selalu berujung pada infeksi dan kami sangat ingin memahami hal ini,” kata Dr Rhian Kundu, salah satu periset studi tersebut.

“Kami menemukan bahwa level tinggi T cells yang sudah ada sebelumnya, diciptakan oleh tubuh ketika terinfeksi oleh virus corona manusia lain seperti flu biasa, dapat melindungi dari infeksi COVID-19,” cetusnya.

“Namun meski ini adalah penemuan penting, hanyalah satu bentuk perlindungan dan saya menekankan bahwa kita tak bisa bergantung pada hal ini. Cara terbaik melindungi Anda dari COVID-19 adalah vaksinasi penuh dan juga booster,” tambah dia.

Lawrence Young, profesor dari Warwick University menyebut data awal mengindikasikan individu tertentu secara alami meraih kekebalan dari infeksi sebelumnya dari coronavirus yang menyebabkan flu. Namun mengapa hal ini bisa terjadi masih diteliti lagi.

Pakar lain menyatakan kekebalan seseorang dari virus Corona mungkin berhubungan dengan kekebalan dari vaksinasi, infeksi yang pernah diderita sebelumnya, atau keduanya. “Ini adalah fenomena yang diakui dengan baik,” katanya.

Pertanyaan lain adalah mengapa ada orang yang bergejala berat dan ada yang tanpa gejala, padahal virus Corona yang menginfeksi sama. Jawabannya mungkin ada dalam gen seseorang. “Hal itu adalah pertanyaan yang sangat penting,” sebut Altmann.

“Gen kunci yang mengendalikan respons imun disebut sebagai gen HLA. Mereka penting untuk menentukan respons Anda dalam melawan SARS-CoV-2. Sebagai contoh, orang dengan gen HLA-DRB1*1302 secara signifikan cenderung infeksinya tanpa gejala,” paparnya. (detik)

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *