Masyarakat Perbatasan Diminta Berhati-hati dalam Menerima Informasi dari Medsos

JAKARTA (Outsiders) – Masyarakat perbatasan Negara diharapkan berhati-hati dan bijak dalam menggunakan maupun menerima informasi dari media sosial agar tidak termakan banyaknya hoaks dan ujaran kebencian yang beredar.

Demikian disampaikan Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Setiaji Eko Nugroho, pada saat ditemui dalam kegiatan Rapat Forum Tematik Bakohumas yang diadakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kamis (5/12/19).

Menurut Setiaji, banjirnya informasi di media sosial saat ini merupakan konsekuensi dari perkembangan teknologi. Namun terkadang masyarakat Indonesia belum siap untuk mengatasi membludaknya informasi tersebut.

Untuk mengatasi melubernya informasi tersebut masyarakat dapat menerapkan sikap waspada dan berhati-hati. Karena dalam setiap informasi yang beredar di media sosial mempunyai potensi kekeliruan yang disengaja maupun tidak. 

“Maka masyarakat harus memiliki sikap lebih waspada, lebih hati-hati dalam menerima informasi, jadi selalu ada potensi informasi yang diterima itu ada kekeliruan baik yang disengaja ataupun tidak. Dan dalam beberapa kasus informasi yang keliru itu dia bisa membawa masalah baik kepada orang lain atau kepada dirinya, jadi itu ada resiko yang harus dipahami oleh masyarakat ketika sebelum dia mempercayai sebuah informasi atau membagikannya,” ujar Setiaji.

Lebih lanjut, Setiaji meminta masyarakat perbatasan jauh lebih berhati-hati dalam menerima informasi karena beberapa faktor seperti akses informasi yang tidak terlalu luas dan rawan terhadap konten penyiaran asing.

Apalagi sering kali informasi yang muncul hanya fokus pada judulnya saja atau di permukaan saja, dimana judul berita atau informasi lainnya berbeda jauh dari makna yang sebenarnya atau berita yang lebih lengkapnya. 

“Jadi masyarakat jangan mau menjadi korban dari pelintiran-pelintiran judul yang dilakukan oleh situs abal-abal dan juga kadang-kadang praktik clickbait yang dilakukan oleh media-media yang terverifikasi sekalipun,” sambungnya.

Setiaji menyarankan agar masyarakat perbatasan tidak terburu-buru memberikan respon dan lebih bijak dalam merespon informasi yang diterima.

“Jadi istilahnya jangan terburu untuk memberikan respon ketika mendapatkan suatu informasi, kumpulkan dulu informasi dari berbagai sudut pandang sehingga cakrawala menjadi lebih lengkap baru kita bisa mempercayai dan menyampaikan kepada yang lain,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *