Jakarta (Outsiders) – Masyarakat perbatasan diminta membantu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam mengawasi konten penyiaran asing yang masuk di kawasan perbatasan negara.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI, Kresna Dewanata Phrosakh, usai melaksanakan Rapat Dengar Pendapat dengan jajaran Komisioner KPI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Kresna mengatakan masuknya nilai-nilai asing melalui siaran yang meluber dari negara tetangga yang diterima penduduk perbatasan tidak boleh dianggap sepele.
Menurutnya, masyarakat perbatasan perlu dilibatkan dalam pengawasan konten penyiaran ini. Untuk membantu KPI, masyarakat di perbatasan dapat memberikan masukan melalui pengaduan.
“Kita perlu peran penting dari masyarakat yang ada di perbatasan untuk memberikan masukan melalui pengaduan, sehingga KPI tahu jika ada pelanggaran. Jadi, KPI ini kuat karena peran masyarakat juga,” ujar Kresna seperti dikutip dari dpr.go.id.
Sejalan dengan Kresna, Anggota Komisi I DPR RI, Andika Pandu Puragabaya, mengatakan batas wilayah negara yang luas rentan terhadap guyuran informasi dari negara tetangga karena siaran asing lebih mudah diterima masyarakat perbatasan dibandingkan dengan siaran nasional maupun lokal.
Menurutnya, lokasi perbatasan negara yang jauh dari pusat membuat daerah perbatasan rawan dimasuki oleh nilai-nilai dari negara tetangga.
“Masyarakat di daerah perbatasan jauh dari informasi pusat, sehingga sangat rawan dimasuki oleh nilai-nilai asing. Nah, pastinya kita tidak mau hal itu terjadi,” kata Andika.
Andika mencontohkan masyarakat di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara lebih mudah mengakses siaran televisi dari Malaysia daripada siaran televisi dari dalam negeri. Mengingat hal tersebut Andika mendorong KPI untuk aktif dan inisiatif mengawasi penyiaran di daerah 3 T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
Seperti diketahui, Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga. 10 negara tetangga tersebut adalah Thailand, India, Malaysia, Vietnam, Palau, Singapura, Timor Leste, Australia, Papua Nugini, dan Filipina.