Selama di Indonesia, Pengungsi Rohingya Jadi Tanggung Jawab IOM

Sebuah perahu yang membawa pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, terlihat terdampar di perairan lepas pantai Bireuen, provinsi Aceh, Indonesia, Senin, 27 Desember 2021. Indonesia akan mengizinkan kapal yang penuh dengan Rohingya yang terdampar di lepas pantainya untuk berlabuh/Net

JAKARTA (BDC)- Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menampung para pengungsi Rohingya yang terombang ambing di Perairan Aceh. Meski begitu, penampungan ini dipastikan hanya sementara saja.

“Selama ditampung sementara di Indonesia menjadi tanggung jawab IOM (International Organizations for Migration),” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah saat dihubungi, Kamis, 30 Desember 2021.

Ia mengatakan penanganan pengungsi dilakukan oleh Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri (PPLN) Pusat. Satgas ini berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md mengatakan mereka akan ditampung sementara. Alasannya, Indonesia belum meratifikasi Konvensi PBB tentang pengungsi. Bantuan penampungan sementara diberikan atas dasar kemanusiaan mengingat kondisi para pengungsi.

Kondisi para pengungsi yang dikabarkan sekitar 100 orang itu dinilai mengenaskan. Mereka terombang-ambing di atas kapal yang mesinnya rusak sejak beberapa hari lalu.

“Mereka itu masuk ke perairan dan ada yang mau mati. Ada yang melompat, ada yang mau menenggelamkan diri karena sakit ada yang karena kalau dikembalikan dia lebih baik mati aja. Ada juga yang begitu,” kata Mahfud.

Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam, Rina P Soemarno, belum dapat memastikan sampai kapan para pengungsi akan ditampung di Indonesia. Namun ia menduga mereka akan tinggal setidaknya berbulan bulan.

“Mereka kan perlu karantina Covid-19, terus perlu akses kesehatan, pendataan, dan lain-lain. Bisa berbulan-bulan,” kata Rina.

Sebelumnya, diketahui bahwa kapal pembawa pengungsi Rohingya terlihat di perairan Bireuen pada 26 Desember 2021 lalu. Berdasarkan foto dan laporan dari nelayan setempat, mayoritas penumpang kapal adalah wanita dan anak-anak.

Selain itu, kapal juga dilaporkan mengalami kebocoran dan kerusakan mesin sehingga terombang-ambing di laut terbuka di tengah cuaca buruk. Kapal juga beresiko tenggelam. Saat ini, TNI Angkatan Laut tengah menarik kapal yang berisi pengungsi Rohingya ini ke Lhoksemawe, Aceh. (tempo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *