YOGYAKARTA (Outsiders) – Untuk edukasi kawasan Geopark Gunung Sewu, Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, memberikan pelatihan kepada ratusan guru untuk mengetahui sejarah dan upaya pelestariannya. Harapannya, siswa mengetahui kondisi geopark Gunung Sewu dan ikut menjaga kelestariannya sejak dini Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Gunungkidul memberikan sosialiasasi mengenai geopark secara keseluruhan. “Diharapkan para guru bisa memberikan materi kepada para siswa sehingga bisa memberikan edukasi mengenai geopark sejak dini,”katanya saat dihubungi Jumat (30/11/2018) Menurut dia, setelah ditetapkan Gunung Sewu dinobatkan sebagai anggota Global Geoparks Networks kedua dari Indonesia, The 4th Asia-Pacific Geoparks Network (APGN), San’in Kaigan Symposium, Tottori-Jepang 19 September 2015, akan dilakukan validasi UNESCO di 2019. Pemerintah tengah berupaya merealisasikan ketiga indikator penting. Adapun tiga indikator penting yang dilakukan adalah baylor university, culture university dan geo university. Di dalam indikator itu ada edukasi, konservasi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, dan mitigasi bencana. Geopark Gunung Sewu memiliki luas hingga mencapai 1.802 km persegi yang terbagi menjadi tiga geoarea, yaitu Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan. Adapun masing-masing kawasan memiliki geosite yakni Gunungkidul 13 lokasi, Wonogiri memiliki 7 lokasi, dan Pacitan memiliki 13 lokasi. “Akan diberikan materi lengkap mengenai geopark Gunung Sewu, Mulai dari konsep tujuan tiga pilar geoark yakni konservasi, edukasi, dan ekonomi/pariwisata,”katanya “Harapannya sekolah dapat memperkenalkan geopark ke siswa, dan bisa berkunjung ke geosite sebagai pembelajaran luar kelas. Tarhetnya geopark bisa masuk ke muatan lokal,” ucapnya Kepala Seksi Promosi dan Informasi, Dinas Pariwisata Gunungkidul Purnomo Sumardamto menambahkan, para guru antusias mengikuti sosialisasi ini. ” Tanggapan para guru cukup baik. Bahkan banyak dari mereka yang belum mengetahui tentang geopark dan geosite,”ucapnya. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Bahron Rosyid mengatakan, pihaknya menyambut baik sosialisasi yang dilakukan ini. “Nantinya setelah para guru mendapatkan materi, anak-anak bisa diberikan pemahaman mengenai geopark,”ucapnya. Sebelumnya, General Manager Geopark Budi Martono menjelaskan mengenai sejarah geopark Gunung Sewu, sebelum tahun 2009 bernama geopark Pacitan. Tahun 2010 diusulkan ke Unesco, tetapi ditolak. September 2013 diusulkan menjadi geopark global, hasil penilainnya ditunda harus dilengkapi terlebih dahulu. Ada sembilan rekomendasi saat itu yang harus ditindaklanjuti. “Setelah diolah baru berganti nama Geopark Gunung Sewu, dan ditetapkan menjadi geopark Nasional pada 13 Mei 2013 oleh komite Nasional Geopark Indonesia,” ucapnya Mantan Sekretaris Daerah Gunungkidul ini mengatakan, setelah ditindaklanjuti, maka 19 September 2015, Gunung Sewu dinobatkan sebagai anggota Global Geoparks Networks kedua dari Indonesia, setelah Geopark Gunung Batur pada 2012.
Sumber : kompas