Biaya Ekspor Menggila, Seharga Mobil, Eksportir Teriak

Truk kontainer di pelabuhan Tanjung Priok/Net

JAKARTA (Beritadigital) – Biaya jasa kontainer masih tinggi karena kelangkaan yang terjadi selama pandemi secara global. Salah satu industri yang terkena pukulan paling keras adalah produk furnitur dan kerajinan tangan.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto, mengatakan kondisi kontainer langka masih berlanjut yang membuat harga freight atau pengiriman cargo melonjak. Bahkan peningkatan harga melonjak berkali-kali lipat dari tarif normalnya.

“Yang sulit berkembang itu furnitur dan kerajinan itu pusatnya seperti di Cirebon, Semarang, Jepara,” jelasnya.

Mahendra menjelaskan untuk pengiriman kontainer ukuran 40 kaki biayanya US$ 23 ribu untuk tujuan ke Amerika Serikat, sementara ke Aussie itu yang tadinya US$ 6.000 – US$ 7.000 jadi Rp US$ 16.000.

“Walaupun sudah dapat kontrak satu tahun ekspor juga kasihan, mereka belum berani ekspor. Masak ekspor ke AS itu harganya bisa satu Kijang Reborn,” jelasnya.

Dia melihat kondisi ini membuat barang industri furniture dan kerajinan tangan menumpuk di gudang, tidak terjual.

Ketua Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi, mengatakan kondisi kelangkaan kontainer sudah terjadi sejak Agustus 2021, hingga berlanjut ke kelangkaan ruang di kapal.

“Terbatasnya ruang kapal menyebabkan Indonesia kehilangan kapasitas 6.000 TEUs untuk pengiriman ekspor,” jelasnya (27/1/2021).

Dia menjelaskan ada tiga komoditas ekspor yang terganggu pertama furniture kenaikan biaya ekspor ke AS, makanan dan minuman, juga garmen dan alas kaki. (cnbc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *