Ramai Warganya Main Tiktok Saat Banjir, Pemerintah Malaysia Murka

Anggota parlemen Bangi, Ong Kian Ming (memegang dayung), terjun ke lokasi banjir dengan kayaknya untuk evakuasi korban banjir di Taman Sri Muda, Malaysia, 20 Desember 2021/Net

JAKARTA (Beritadigital) – Pihak berwenang memperingatkan masyarakat agar tidak membuat konten video Tiktok saat banjir di Johor, Malaysia. Pemerintah juga mengingatkan agar tak membiarkan anak-anak kecil bermain air di wilayah banjir.

“Beberapa orang mengubahnya menjadi pesta tanpa rasa bersalah dengan membuat video TikTok di media sosial. Kegiatan ini sangat berisiko karena aspek keselamatan diabaikan,” kata Kepala Zona 4 Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Johor, Rasidi Md Yunos dikutip dari Channel News Asia.

Rasidi mengatakan banya warga yang tak mengenakan alat pelindung diri dan jaket keselamatan saat bermain di air. “Mereka juga membiarkan anak-anak bermain di air. Hal semacam ini tidak boleh terjadi.”

Ia berpesan kepada warga di wilayah yang terkena banjir agar tidak mengambil risiko. Sebabnya kedalaman air dan kekuatan arus saat banjir tidak dapat diprediksi serta dapat membahayakan nyawa.

Dia meminta masyarakat waspada karena tidak tahu apa yang ada di bawah saat banjir serta kedalaman air. “Oleh karena itu, saran saya kepada masyarakat agar bekerja sama dan mematuhi perintah pihak berwenang supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. Ia menambahkan meskipun warga di wilayah terdampak sudah terbiasa dengan situasi banjir, tetap perlu waspada.

Ketinggian air di daerah banjir meningkat dengan cepat, terutama di dekat sungai, pantai, tambang, dan danau. Lebih dari 5.000 penduduk di Johor telah mengungsi akibat banjir di tengah hujan yang sesekali turun di negara bagian selatan itu pada Selasa.

Distrik Segamat adalah yang paling parah terkena dampak, dengan lebih dari 4.000 korban banjir. Pada Selasa, Dinas Pengairan dan Drainase menyebutkan lima sungai, empat di antaranya berada di Segamat, masuk kategori berbahaya.

Sekitar 101 desa dan perumahan di Johor, Malaysia juga terkena dampak banjir. Sebanyak 79 pusat bantuan dibuka untuk menampung 5.598 korban. (tempo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *