PEKANBARU (BDC) – Dua kontrak pekerjaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) Pekanbaru di Riau berakhir pada 27 Desember 2021. Proyek IPAL itu ditargetkan selesai pada akhir Januari 2022.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) IPAL Pekanbaru Taufik Hidayat mengatakan kontrak kedua kontraktor telah berakhir. Keduanya kini bekerja di bawah denda.
“Kontrak berakhir 27 Desember, per 28 Desember kontraktor sudah bekerja di bawah denda,” kata Taufik kepada detikcom, Jumat (31/12/2021).
Taufik menyebut kontraktor pertama mengerjakan proyek IPAL di SC1 atau daerah Jalan Mangga, KH Ahmad Dahlan dan sekitarnya. Sementara, kontraktor lain mengerjakan proyek IPAL di area SC2 atau daerah Ahmad Yani, Cempaka dan sekitarnya.
“Hanya SC1 satu dan SC2 saja berakhir kontrak. Untuk yang lain masih periode kontrak, masih berjalan,” ujar Taufik.
Manager Project PT Wijaya Karya, Luthfi, mengatakan proyek molor gara-gara pandemi Corona. Dia mengatakan proyek telah mencapai 97,6 persen di sejumlah lokasi.
“Kami kontrak berakhir di akhir Desember, karena pandemi COVID-19 ini kami diberi kesempatan selama 90 hari. Namun kami akan maksimalkan akhir Januari selesai,” kata Luthfi.
Luthfi mengaku pekerjaan harus selesai sesuai kontrak dan standar mutu. Untuk itulah dia meminta waktu perpanjangan proses pekerjaan tuntas sebalum nanti diserahkan.
“Kami harus sesuaikan sesuai mutu dan standar pekerjaan. Kami tidak akan ada memperlambat, namun memang ada di beberapa lokasi terkendala dan saat ini sudah tinggal finishing,” katanya seperti dikutip dari laman detik.
Dia mengatakan pihaknya bakal menuntaskan proyek sesuai kontrak. Dia berharap warga mendukung penuntasan proyek IPAL.
“Untuk saluran atau parit yang tersumbat atau akan kami selesaikan. Tentu Kami komitmen, selesai pengaspalan semua kami bersihkan seperti semula. Maka itu kami mohon dukungan masyarakat,” kata Luthfi.
Manager Project PT Hutama Karya, Olan, mengatakan proyek IPAL di area SC2 sudah mencapai 95,6 persen. Dia menyebut kerusakan rumah warga akibat pengerjaan proyek juga sudah diperbaiki.
“Sisa pekerjaan Ahmad Yani dan Cempaka. Cempaka ini paling banyak kendala karena kontruksi tanah. Komitmen kami untuk memulihkan infrastuktur sudah bertahap kami kerjakan, rumah warga rusak juga sudah kita perbaiki,” kata Olan.
Olan menjamin pihaknya bakal memantau kondisi proyek itu hingga satu tahun setelah diserahkan ke pemerintah. Mereka masih harus melakukan seluruh proses pengecekan dan pemeliharaan di proyek tersebut.
“Selesai pengaspalan kami gali semua ya. Masih ada masa pemeliharaan satu tahun setelah kami serahkan,” katanya.
Proyek IPAL yang dikerjakan di tengah kota tersebut kerap mendapat protes dari warga. Warga protes karena jalan rusak serta berdebu akibat proyek yang molor.
Kepala Balai Prasarana dan Permukiman Wilayah Riau, Ichwanul Ihsan menyebut Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) merupakan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan air limbah domestik. Ini dilaksanakan di 3 kota besar di Indonesia yaitu Pekanbaru, Jambi dan Makassar.
Pekerjaan MSMIP Kota Pekanbaru terdiri atas pembangunan IPAL, stasiun pompa, pembangunan jaringan perpipaan hingga pembangunan sambungan rumah. Lewat pilot project APBN ada 1.000 sambungan rumah dan pembangunan dari dana APBD sebanyak 10.000.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat. Kami juga mohon pengertian masyarakat Kota Pekanbaru yang terdampak pekerjaan IPAL ini,” kata Ichwanul.