Oleh: Amirullah Syahruddin
(Eks Penyuluh Budaya Kemendikbud Ristek RI/Ketua Yayasan Matankari Nusantara)
Kedatuan Muaratakus merupakan salah satu jejak peradaban besar di Sumatera Tengah, yang mewariskan tata kehidupan berbasis sistem adat matrilineal. Sistem ini tidak hanya menjadi fondasi struktur sosial, tetapi juga landasan politik dan budaya yang membentuk identitas masyarakat hingga kini.
Matrilineal sebagai Induk Sistem
Dalam Kedatuan Muaratakus, matrilineal tidak sekadar sistem kekerabatan, tetapi juga mengatur kepemimpinan dan tatanan masyarakat. Konsep ini diwujudkan melalui tiga elemen utama:
1. Soko Turun Temurun
Kepemimpinan dan hak diwariskan melalui garis ibu, menjaga keberlanjutan adat dan kebudayaan.
2. Pisoko Jawek Ba Jawek
Pisoko menjadi pusat pengambilan keputusan kolektif. Nilai musyawarah dijunjung tinggi, melibatkan para tetua adat dalam setiap keputusan penting.
3. Limbago Tuah Nan Batuangkan
Limbago adalah lembaga adat yang mengatur hukum adat berdasarkan keseimbangan antara nilai-nilai matrilineal dan patrilineal.
Federasi Koto-Koto: Berserikat dalam Harmoni
Masyarakat Kedatuan Muaratakus terorganisasi dalam federasi antar Koto (kampung/negeri). Federasi ini membangun solidaritas yang terpusat pada Muaratakus sebagai pusat soko dan pisoko.
Pisoko Kawasan Ibu
Kawasan ini mengedepankan nilai-nilai matrilineal, dengan peran ibu sebagai pengatur utama kehidupan sosial.
Limbago: Sistem Ibu dan Patrilineal
Limbago memadukan nilai matrilineal dan patrilineal, menyesuaikannya untuk menjaga kesinambungan tatanan adat.
Sistem kepemimpinan seperti raja atau sultan tetap hadir, tetapi tunduk pada prinsip adat yang berakar pada garis ibu.
Wilayah dan Kawasan Adat
Kedatuan Muaratakus meliputi wilayah timur Sumatera Tengah, yang dikenal sebagai soko. Wilayah ini mencakup:
Soko: Pusat sistem adat yang diwariskan secara turun-temurun.
Pisoko: Kawasan inti Sumatera Tengah sebagai pusat pengelolaan adat.
Limbago: Nusantara sebagai wilayah luas tempat nilai-nilai adat ini disebarkan.
Harmoni Adat dan Peradaban
Sistem adat Kedatuan Muaratakus mencerminkan kebijaksanaan leluhur dalam menciptakan harmoni sosial. Matrilineal tidak hanya mengatur hubungan kekerabatan, tetapi juga mengintegrasikan tradisi lokal dengan kebutuhan peradaban yang lebih luas.
Sebagai pusat peradaban di Sumatera Tengah, Kedatuan Muaratakus menjadi saksi keagungan sistem adat yang melampaui batas waktu. Sistem ini tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga membentuk identitas masyarakat Sumatera Tengah yang berpengaruh hingga ke Nusantara.