Oleh: Amirullah Syahruddin (Guru Mapel Bahasa Indonesia/Kepala Perpustakaan Ar-Raafi SMAN 18 Pekanbaru)
Pendahuluan
Pendidikan tidak hanya bertujuan mencerdaskan anak didik dalam hal akademik, tetapi juga membentuk karakter yang benar dan kuat. Kejujuran, keberanian, disiplin, serta sikap rendah hati adalah nilai-nilai yang seharusnya tertanam dalam diri siswa. Nilai-nilai ini bukan hanya sekadar konsep yang diajarkan, tetapi harus menjadi bagian dari keseharian mereka.
Dalam mewujudkan hal tersebut, banyak sekolah menerapkan berbagai program pembentukan karakter. Namun, sering kali program ini berbasis pada sistem hadiah (reward) dan hukuman (punishment). Padahal, ada cara lain yang lebih berkelanjutan dan berdampak jangka panjang, yakni dengan menanamkan nilai kebaikan sebagai bagian dari budaya sekolah.
Program Kebaikan Tanpa Hadiah dan Hukuman
SMAN 18 Pekanbaru, melalui Perpustakaan Ar-Raafi, merancang sebuah program kebaikan yang tidak bergantung pada sistem hadiah dan hukuman. Program ini lebih menekankan pada kesadaran siswa dalam melakukan kebaikan dengan tulus, tanpa mengharapkan imbalan atau takut akan sanksi.
Dukungan dari berbagai faktor sangat penting dalam keberhasilan program ini. Faktor utama yang menjadi fokus adalah:
1. Kejujuran – Membiasakan siswa untuk berkata dan bertindak jujur dalam segala hal.
2. Keberanian – Mengajarkan siswa untuk berani bertanggung jawab atas tindakan mereka.
3. Disiplin – Membangun kebiasaan baik dalam menjalankan tugas dan kewajiban.
4. Rendah Hati – Menghindari sikap sombong dan tetap menghargai orang lain meskipun memiliki prestasi tinggi.
Dengan membiasakan nilai-nilai ini dalam keseharian, diharapkan siswa tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat sebagai bekal di masa depan.
Program Literasi “PEDULI”
Sebagai bagian dari program kebaikan ini, Perpustakaan Ar-Raafi menerapkan pendekatan berbasis literasi melalui program PEDULI (Pemilihan Duta Literasi).
Duta Literasi dipilih dari siswa yang aktif membaca, menulis, serta berkontribusi dalam menyebarkan budaya literasi di sekolah. Program ini bertujuan untuk:
• Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam membangun kebiasaan membaca dan menulis.
• Membentuk karakter siswa agar lebih peduli terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
• Menjadikan literasi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan lingkungan sekolah.
Duta Literasi tidak hanya menjadi contoh bagi siswa lain, tetapi juga memiliki peran dalam menggerakkan berbagai kegiatan literasi di sekolah, seperti diskusi buku, lomba menulis, serta kampanye membaca.
Kesimpulan
Program kebaikan yang diterapkan di SMAN 18 Pekanbaru ini menegaskan bahwa membentuk karakter siswa tidak selalu harus menggunakan hadiah dan hukuman. Dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, keberanian, disiplin, dan rendah hati, siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik secara alami.
Melalui program literasi PEDULI, siswa tidak hanya terbiasa membaca dan menulis, tetapi juga belajar untuk bertanggung jawab dan peduli terhadap sesama. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya menghasilkan individu yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur.