JAKARTA (Beritadigital)-Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keberadaan museum holocaust yang baru saja diresmikan di Minahasa, Sulawesi Utara. Pasalnya, museum tersebut tidak bermanfaat dan tidak memiliki arti bagi sejarah Indonesia.
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mempertanyakan kepada pemerintah mengenai pendirian museum kekejaman Nazi tersebut di Indonesia. Sebab, museum itu tidak memiliki kaitan erat dengan sejarah bangsa.
Seharusnya, kata Anwar, pemerintah mendirikan museum tentang kekejaman Yahudi membunuh rakyat Palestina, bukan malah kisah Nazi memerangi Yahudi.
“Jika kita masih punya akal sehat untuk menata ketertiban dunia ke arah yang lebih baik dan manusiawi, maka museum yang lebih urgent untuk kita dirikan adalah museum yang mencerminkan dan menceritakan bagaimana busuk dan buruknya tindakan yahudi dan Israel terhadap rakyat Palestina,” tegas Anwar kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (4/2).
Kehadiran museum tersebut, sambungnya, akan membantu warga dunia sadar dan tergerak hati untuk menghentikan tindakan kekejaman dan kezaliman serta kebiadaban yang dilakukan Israel terhadap rakyat palestina.
“Yang itu sudah berlangsung hampir delapan dekade, yang sampai hari ini dan mungkin sampai beberapa dekade lagi ke depannya belum tentu juga akan bisa berhenti,” tegasnya.
Menurutnya, agar dapat menata dan menciptakan ketertiban dunia yang lebih baik tidak hanya membutuhkan uang dan kecerdasan otak semata, tapi yang lebih penting lagi dari itu adalah hati nurani.
“Dan inilah yang sudah hilang dan tercerabut dari kehidupan dunia kita saat ini. Dan bagi kita sebagai bangsa sudah jelas sikap dan tindakan apa yang harus kita lakukan karena di dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945 jelas sekali di sana dikatakan,” tutupnya. (rmol)