Pekanbaru (Outsiders) – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyinggung hasil tes narkoba dan kedispinan pegawai yang dianggap belum memuaskan.
Menurut orang nomor satu di Riau ini, menjadi seorang apatur negara baik, harus dari hati. Bukan karena takut diawasi oleh pimpinan.
Demikian dikatakan Gubri, saat menjadi inspektur upacara, Senin (30/12/19). Dalam arahan akhir tahun ini, mantan Bupati Siak ini juga menyatakan persoalan kedispilinan pegawai ini harus dipahami sebagaimana fungsinya sebagai seorang aparatur.
“Saya inikan pegawai juga, soal disiplin ini cuma masalah hati. Jadi bukan karena pimpinan atau bukan karena ada yang mengawasi atau juga karena ketakutan karena dipantau terus di kedai kopi,” kata Syamsuar.
Adapun menyangkut hasil tes urin narkoba yang baru dilakukan sebagian pegawai di lingkungan Pemprov Riau, menurut Gubri, bagi terbukti positip menggunakan narkoba, khususnya yang berstatus Tenaga Harian Lepas (THL) langsung diberhentikan. Sementara untuk pegawai yang memiliki jabatan akan langsung dicopot.
Konsekuensi itu tidak lain, untuk memberikan penegasan bahwa Pemprov Riau tidak akan mentolerir pegagawai yang menggunakan narkoba terlebih terlibat dalam peredaran barang haram tersebut.
Terbukti, saat tes hasil urin baru-baru ini, sebanyak delapan THL yang dinyatakan positif menggunakan narkoba di salah satu dinas di lingkungan Pemprov Riau langsung diberhentikan.
Tes urin yang terus berlanjut ini, Gubri juga menggaransi perlakukan yang sama dengan pegawai lainnya berdasarkan ketentuan peraturan.
“Kalau THL, langsung berhentikan. Kemarin delapan orang langsung diberhentikan. Kalau dia eselon III dan IV sudah jelaslah. Kan ada fakta integritas, kalau terbukti memakai narkoba, bethenti,” tegas Gubri.
Hanya saja, Gubri tak merincikan nasib sebanyak 38 orang lainnya yang juga dinyatakan positip menggunakan narkoba saat tes narkoba. Hingga saat ini, tes urin yang sudah dilakukan dari 15.400 pegawai dan THL, baru 1800 yang melakukan tes. Sisanya akan terus digelar, dengan waktu dan tempat tak ditentukan.