AMBON (Outsiders) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku menyelamatkan sebanyak 1.007 jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi.
“Periode Januari – November 2018 kita berhasil menyelamatkan sebanyak 1.007 jenis satwa dan tumbuhan liar yang dilindungi, berupa sitaan, penyerahan maupun temuan dari masyarakat,” kata Kepala BKSDA Maluku, Mukhtar Amin Ahmadi, Rabu (14/11/2018), di Ambon.
Dia mengatakan, satwa burung nuri asal Maluku merupakan yang terbanyak diselamatkan , selain itu kepiting kenari, kasturi dari Ternate, perkici pelangi, nuri bayan, kakatua putih dan kakatua dari Tanimbar. Selain itu, diamankan juga paket cenderawasih, tanduk rusa, telur burung gosong, akar bahar, rumpun anggrek, kayu gaharu, tanduk rusa dan kulit buaya.
“Tumbuhan dan satwa liar yang diamankan umumnya dibawa keluar dari Provinsi Maluku menuju sejumlah kota atau pulau seperti Makassar dan Jawa, melalui pelabuhan laut maupun bandara udara,” katanya.
Mukhtar menyatakan, jalur peredaran tumbuhan dan satwa ilegal di Provinsi Maluku dan Maluku Utara melalui sejumlah jalur baik darat, laut maupun udara. Dia memberikan rinican jalur yang dilalui umumnya adalah dari Masohi, Buru, Bula, Dobo dan Saumlaki untuk Provinsi Maluku, sedangkan Maluku Utara melalui Ternate, Morotai, Bacan, Obi, maupun Tobelo, sebagai lokasi pengambilan, transit maupun tujuan.
Rekapitulasi kegiatan penyelamatan tumbuhan dan satwa periode Januari – November 2018 yakni temuan dan penyerahan sebanyak 17 kasus, pelepasliaran sembilan, proses hukum tiga kasus, pemusnahan tiga, dan pembinaan 25 kasus. Dia menambahkan, sesuai data, sebanyak 63 ekor burung nuri merah merupakan tangkapan petugas resort Pelabuhan Laut Soekarno Hatta Makassar pada 26 Oktober 2018, di atas kapal fery Dharma Kartika III, yang berlayar dari Pelabuhan Baubau, Sultra menuju Makassar.
Burung tersebut, kemudian diamankan ke kandang transit Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan, kemudian dikirim menggunakan pesawat ke Ambon.
Setelah proses translokasi dari Bandara Sultan Hasanuddin ke bandara Pattimura, 63 ekor burung tersebut dititipkan sementara di kandang transit Balai Gakum Papua Maluku Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Desa Tawiri, sedangkan dua ekor burung nuri merah dan 13 perkici pelangi dititipkan di kandang transit Passo.
Sedangkan 75 ekor burung yang dilepasliarkan, 63 ekor di antaranya burung nuri merah hasil tangkapan BKSDA Sulawesi Selatan, dua ekor nuri merah merupakan hasil tangkapan BKSDA Maluku dari “tugboat” Asgar.
Sebanyak 13 ekor burung perkici pelangi merupakan hasil sitaan dan penyerahan, di antaranya tiga ekor sitaan dari tugboat Wayame, dua ekor sitaan dari tugboat Asgar, empat ekor sitaan dari Desa Silale dan empat ekor penyerahan dari Taman Nasional Aketajawi Lolobata, Maluku Utara, demikian Mukhtar Amin Ahmadi. (ant)
Sumber : JPP